Kamis, 15 Oktober 2009

Orangtua Dihormati Anak ; Timotius 3: 8-13

Kalau anda perhatikan sejenak, sewaktu anda berjalan-jalan bersama keluarga dengan kendaraan pribadi atau umum; banyak hal yang kita lihat dan ketahui hal hasilnya disebut dengan pengalaman. Coba anda bandingkan, jika jalan yang anda lewati adalah jalan ke kota dengan jalan ke pelosok (tidak semuanya hal tersebut). Jalan ke kota aspalnya mulus dan jarang terdapat jalannya berlobang-lobang atau berbatu-batu; berbeda dengan jalan ke kampung apalagi ke kampung saya. Sepanjang jalan tidak ada jalannya yang mulus, kebanyakan yang rusak. Dan seandainya sanak saudara diajak ke kampung, mereka harus berpikir seribu kali pikir.

Jangan pernah kita menyalahkan jika ada hal-hal demikian, yang membuat ada perbandingan. Kita perhatikan saja di dalam rumah tangga, kalau ada anak sering pergi ke rumah temannya dan tidak betah di rumah orangtua, maka si anak tersebut perlu untuk dipertanyakan apakah ia tidak senang di perlakukan oleh orangtuanya? Anak-anak yang masih kecil lebih mengenal dunia kebaikan dan bukan dunia membanding-bandingkan.

Apalagi anak-anak telah mengetahui perbuatan mana yang benar mana yang jahat. Disaat anak-anak mampu menilai dan mengatakan kepada orangtua bahwa perbuatan yang dilakukan oleh orangtuanya adalah salah atau benar itu menunjukkan bahwa si anak telah memiliki banyak pengalaman.

Apakah yang harus dilakukan oleh orangtua?

Orangtua itu harus menjadi diaken ditengah-tengah keluarga. Orangtua itu haruslah menjadi terhormat, dan dihormati oleh anak-anak. Apakah anak-anak sekarang sudah menghormati orangtua? Ada baiknya, orangtua haruslah dihormati oleh anak-anaknya sendiri dan anak-anak lainnya juga.

Perlu anda perhatikan, yakni:

1. Apalagi orangtua yang suka minum-minuman beralkohol (atau disebut penggemar anggur) akan membuat dirinya menjadi tidak dihormati anak-anak. Mereka jangan anda marahi jika mereka tidak menghormati anda; karena mereka telah melihat bahwa anda tidak menghormati diri anda sendiri. Anda saja tidak menghormati tubuh anda apalagi orang lain (paling dekat anak anda sendiri). Anak-anak tidak salah dan benar yang mereka lakukan jika mereka tidak menghormati anda apabila anda pulang ke rumah dengan keadaan mabuk-mabukan.

2. Orangtua yang serakah, akan mengakibatkan dirinya juga tidak terhormat. Misalnya, jika ada orangtua lebih mementingkan diri dibandingkan kebutuhan anak, maka orangtua tersebut itu bisa disebut sebagai orangtua yang serakah. Apalagi jika ada orangtua, misalkan kita sebut sebagai bapak memberi hasil pekerjaan (gaji) kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan; lalu si bapak mencari lagi hasil untuk pribadi yaitu uang rokoknya. Maka bisa juga ia disebut sebagai bapak yang serakah, karena lebih baik ia mencari kebutuhan rokok daripada menambah jajan anak-anak. Serakah, haruslah dihindari!

3. Sebagai orangtua, haruslah tahan uji; tahan amarah; tahan dari pancingan untuk berbuat dosa. Kalau orangtua suka marah-marah, maka akan membuat rumah tangga terpecah, keluarga yang rebut dan tidak ada kedamaian. Setiap permasalahan di dalam rumah tangga harus mampu diselesaikan dengan baik, dan diselesaikan dengan pikiran yang jernih. Jika hal ini terwujud, maka keluarga anda menjadi keluarga yang melayani di tengah-tengah keluarga; dan bagi keluarga lainnya. Orang lainnya akan percaya kepada anda, sebagai orangtua yang baik.

4. Yang terakhir ini harus lebih diperhatikan oleh orangtua, yakni jangan sekali-kali keluar kata-kata fitnah dari mulut anda; “jika ya katakana ya kalau tidak katakan tidak, selebihnya adalah dosa” maka katakan yang sungguh-sungguh dari diri anda dan tidak membuat orang sakit hati. Fitnah juga dapat membunuh orang lain dan menambah amarah bagi kepala orang; dan akhirnya tidak menyukai anda.

Jika orangtua melakukan hal di atas, maka orangtua menjadi pelayan atau diaken di dalam rumah tangga. Dan anak-anak akan terurus dengan baik; pasti orang yang memandang positif keluarga anda adalah keluarga yang baik. Mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik dan sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan luluasa.

Amin!
By. Vic. Antoni P. Siahaan.

Tidak ada komentar: