Selasa, 04 Oktober 2011

O Holy Night Lyrics Christmas Carol Lyrics Pause Music!

O Holy Night! The stars are brightly shining,
It is the night of the dear Saviour's birth.
Long lay the world in sin and error pining.
Till He appeared and the Spirit felt its worth.
A thrill of hope the weary world rejoices,
For yonder breaks a new and glorious morn.
Fall on your knees! Oh, hear the angel voices!
O night divine, the night when Christ was born;
O night, O Holy Night , O night divine!
O night, O Holy Night , O night divine!

Led by the light of faith serenely beaming,
With glowing hearts by His cradle we stand.
O'er the world a star is sweetly gleaming,
Now come the wisemen from out of the Orient land.
The King of kings lay thus lowly manger;
In all our trials born to be our friends.
He knows our need, our weakness is no stranger,
Behold your King! Before him lowly bend!
Behold your King! Before him lowly bend!

Truly He taught us to love one another,
His law is love and His gospel is peace.
Chains he shall break, for the slave is our brother.
And in his name all oppression shall cease.
Sweet hymns of joy in grateful chorus raise we,
With all our hearts we praise His holy name.
Christ is the Lord! Then ever, ever praise we,
His power and glory ever more proclaim!
His power and glory ever more proclaim!

Jumat, 11 Februari 2011

Yudas Iskaryot Murid Tuhan Yesus



Manusia mati meninggalkan nama. Kalimat ini tidak asing lagi kita dengar, dan disaat acara penghiburan kepada keluarga yang sedang berdukacita kalimat ini diungkapkan. Kenapa? Dari “nama” orang tahu siapa yang meninggal; dan dari “nama”orang menilai apakah orang tersebut (yang meninggal) baik atau tidak. Arti nama atau panggilan kepada manusia tidak dapat diketahui disaat hidup dan setelah mati orang akan mengetahui siapakah kita. Misalnya, dari sejak kecil nama dipanggil Polan. Jika dipanggil nama ponal, maka orang tersebut akan merasa dan mengatakan “ya”. Dan nama Polan bukan dia saja tapi masih ada orang lain yang memiliki nama yang sama. Untuk membedakannya, maka dibuat penambahan nama atau juga marga, dll. Selama masih hidup, arti nama Polan belum mencapai kepada yang sebenarnya karena sifat manusia dapat berubah-ubah; setelah meninggal nama Polan – bagi orang yang masih hidup, tahu artinya. Kecuali disaat masih hidup, orang tersebut memiliki sifat dan karakter yang aneh dari yang lain.

Dikaitkan dengan nama Yudas Iskaryot, nama ini tidak asing lagi bagi kita. Anda dan saya tahu siapakah Yudas Iskaryot dalam kitab Injil. Pastinya, kita akan katakan “dialah murid Tuhan Yesus murid penghianat”. Kebenaran itu diketahui karena kita membaca kitab Injil. Apakah Injil yang kita baca tersebut, disaat kita membacanya penulis sudah mengetahui bahwa Yudas Iskaryot adalah penghianat atau penulis tahu Yudas Iskaryot adalah murid penghianat setelah kematian Tuhan Yesus. Dan mengapa Yudas Iskaryot menjadi murid penghianat? Hal inilah yang menjadi kajian saya.

Pembahasan.

Meskipun saudara/i memiliki banyak perbandingan akan tulisan ini, focus tetap pada Kitab Injil dan berhubungan dengan Kitab Kisah Para Rasul. Mengenai Yudas Iskaryot, dari kalangan non Kristen juga menelusurinya. Mereka mengatakan Yudas adalah pengganti Yesus di kayu salib. Ungkapan ini adalah kurang kerjaan akan iman dan kepercayaan orang Kristen, dan hanya saja bersyukur kepada non Kristen masih mau membahas akan agamaku. Dengan catatan “Kata kagum dan ketercengangan akan sesuatu hal seharusnya diungkapkan dengan kata-kata yang indah, tetapi karena takut akan hal tersebut maka kata-kata ejekanpun dilontarkan” mengapa? Tanya pada diri sendiri. Bisa saja karena tidak sanggup untuk memuji orang yang sanggup karena anda tidak sanggup.

Yudas Iskaryot adalah murid Tuhan Yesus yang kedua belas. Sebelum Tuhan Yesus memanggil ke dua belas murid, Tuhan Yesus memiliki murid lebih dari 12 orang. Pastinya, mereka memiliki alasan mengapa mereka mau mengikuti dan meninggalkan Tuhan Yesus. Apakah mereka takut? Bisa juga. Ajaran Tuhan Yesus tidak ajaran yang muluk-muluk, tidak ajaran omong kosong, tidak ajaran sindiran, tidak ajaran sesat. Melainkan ajaran untuk kemajuan pola pikir manusia untuk bertindak dengan benar bagi sesama. Tuhan Yesus mengubah mata dan pemerintah dunia yang system penindasan. Dia mengatakan, katakana Ya kalau ya, katakana Tidak kalau tidak selainnya itu adalah Kebohongan atau Kehancuran diri dan orang lain (Matius 5:37). Mengikuti Dia bukan mengikuti untuk azas manfaat. Mengikuti-Nya harus mampu memberikan diriNya karena ajaranNya adalah Ajaran Kasih. Meskipun banyak orang yang megikutiNya tapi tidak semua orang melakukan ajaranNya. Mengikuti Tuhan tidak ada upah dari dunia ini tapi dimuliakan di Kerajaan Allah. Tuhan Yesus

tidak mau memilih yang mendua hati, takut akan keluarga, tunduk akan dunia dan tidak mementingkan (menyelamatikan) diri sendiri, melainkan memberikan diri seoenuhnya kepada Tuhan Yesus (Lukas 9: 23-27).

Jadi Apakah kedua belas murid tersebut benar-benar murid pilihan dan panggilan Tuhan Yesus?; Apakah mereka benar-benar meninggalkan orangtua, kekasih hati mereka untuk Tuhan Yesus?; atau Apakah mereka mau menjalankan perintah Tuhan Yesus sebelum mereka dipanggil Tuhan Yesus? Kalau memang benar hal ini adalah dasar kedua belas murid Tuhan Yesus dipilih dan dipanggil, mengapa masih ada diantara muridNya ada yang takut akan hidupnya, tidak percaya, menghujat, berbohong dan terlebih dari antara mereka ada yang menghianatiNya. Mari kita lihat menurut dari ke-4 kitab Injil Tuhan memanggil mereka.

- Kitab Matius, penulis kitab Matius menyaksikan sebelum mereka terpanggil Tuhan Yesus mengajarkan akan manfaat, sebab-akibat menjadi pengikutNya. Tuhan Yesus menunjukkan akan kuasa dari Allah yang ada di dalam diriNya. Ia membuka mata-mata orang buta menjadi melihat dengan kenyataan, Ia membuka mulut manusia supaya mampu mengungkapkan yang benar, Ia menyembuhkan yang lumpuh supaya mampu berjalan untuk menghadapi masa depan, Ia menghidupkan dan membangkitkan orang mati supaya hidup untuk melakukan yang benar (hidup tanpa kelakuan dosa); dll. Ajaran ini Tuhan Yesus sampaikan supaya mereka yang akan dipilih dan dipanggil tidak takut lagi dan tahu apa maksud Tuhan Yesus (Pasal 4-9). Akhirnya, dari beribu atau berates orang yang mengikutiNya, akhirnya Tuhan Yesus memilih dan memanggil mereka yakni Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakubus anak Zebedeus dan Yohanes (bukan Yohanes pembaptis) saudaranya, Filipus danBartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskaryot yang menghianatin Dia. Penulis Kitab Matius, menuliskan dan menyimpulkan kalau Yudas Iskaryot adalah murid penghianat. Apakah sebelumnya, Matius tahu kalau Yudas Iskaryot adalah penghianat? Padahal kalau diperhatikan pada pasal 10:1, bunyinya “Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan”. Berarti mereka semua mendapatkan kuasa untuk menaklukkan kuasa iblis, tidak pada satu orang atau dua orang.

- Kitab Markus, penulis kitab Markus memaparkan sebelum Tuhan Yesus memanggil mereka; Tuhan Yesus menunjukkan kepada mereka akan kuasa yang diberikan Allah kepadaNya, yakni menyembuhkan orang yang sakit dan mengajar orang dalam bentuk perumpamaan. Kemudian Dia memanggil kedua belas murid atas kehendakNya (Markus 3:13, ……Ia memanggil orang-orang yang kehendakiNya dan mereka pun datang kepadaNya…”. Atas kehendakNya-lah kedua belas murid tersebut Ia panggil. Kemudian pada ayat selanjutnya (3:14-15), Tuhan Yesus menetapkan dua belas murid untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil dan diberinya kuasa untuk mengusir setan. Artinya, mereka memiliki kekuatan yang matang untuk mengikuti Tuhan Yesus dan menjadi pewarta Injil. Tuhan memberi Penyertaan, Pengutusan, Kekuasaan kepada mereka semua. Tetapi mengapa penulis Markus pada akhirnya mengatakan bahwa muridNya Yudas Iskaryot dikatakan penghianat. Apaka penulis kitab Markus sudah tahu pada saat Tuhan Yesus memanggil mereka, Yudas memiliki sifat dan karakter sebagai manusia yang menghianat kepada orang lain?

- Kitab Lukas, penulis kitab Lukas menuliskan sebelum Tuhan Yesus memanggil mereka, Tuhan Yesus melakukan tugasNya yang diembankan Allah kepadaNya. Apa yang dilakukannya orang lihat dan mengikutiNya. Selain dari yang mengikutiNya adapula yang diajaknya. Tuhan Yesus juga mengajarkan hal-hal yang benar dari ajaran yang membutakan mata orang. Cara Tuhan Yesus memanggil mereka terlebih dahulu Ia berdoa, agar Tuhan Allah yang mengutusNya ikut juga berperan. Mari kita lihat kitab Lukas 6:12-13, terlebih dahulu Ia pergi berdoa ke bukit dan semalaman Ia berdoa kepada Allah. Di siang harinya, Tuhan Yesus memanggil dan memilih mereka. Sama halnya dengan penulis yang lain, Yudas Iskaryot adalah murid penghianat. Padahal, mereka semua sudah di doakan dan juga dipilih olah Allah.

- Kitab Yohanes, penulis kitab Yohanes tidak menuliskan urutan-urutan nama murid Tuhan Yesus, hanya saja tuturan penulis kitab Yohanes menuliskan pada Pasal 6 ayat 70 bunyinya, “Bukankah Aku sendiri yang telah memiliih kamu yang dua belas ini? Namun seorang diantara kamu adalah Iblis. Jadi penulis dapat menyimpulkan yang menjadi Iblis dari antara muridNya adalah Yudas Iskaryot. Penulis tidak mengatakan kalau Yudas Iskaryot adalah penghianat.

Inilah kesaksian dari ke-4 kitab Injil, cara-cara Tuhan Yesus memilih mereka dan menjadi muridNya. Mereka dipilih atas dasar doa Tuhan Yesus kepada yang mengutusNya yakni Allah, supaya Tuhan Allah juga bekerja atas mereka.

Jadi mengapa Yudas Iskaryot menjadi dikatakan Penghianat?

Disaat Tuhan Yesus memanggil mereka, Yudas tidak termasuk orang penghianat. Ia sama seperti murid yang lain, yang mau bersaksi dan mau melayani Tuhan Yesus. Malahan kalau kita perhatikan kesaksian penulis kitab Yohanes 13: 29-30, Yudas Iskaryot dipercayakan pemegang Kas mereka. Segala urusan uang, Yudas Iskaryot yang tahu. Tapi apakah karena uang, Yudas menjadi penghianat? bisa saja.

Alasannya, coba kita perhatikan kata-kata para penulis kitab Injil Matius, Markus dan Lukas yang mengatakan kalau Yudas Iskaryot adalah penghianat. Dia menjadi penghianat karena Yudas menyerahkan Tuhan Yesus dengan sejumlah uang sebesar 30 (tiga puluh) perak (lihat Matius 26:15) kepada para imam-imam Yahudi dan ahli-ahli Taurat yang membenci Tuhan Yesus untuk dihukum mati (maksudnya, Yudas sebagai saksi akan ajaran Tuhan Yesus adalah palsu). Untuk apakah uang itu bagi Yudas Iskaryot? Apakah dan mengapa Yudas memakan kas kumpulan kecil mereka? Atau seperti yang disaksikan dalam kitab Kisah Para Rasul yang mengisahkan kalau Yudas Iskaryot sangat membutuhkan uang untuk membelikan sebidang tanah untuk keperluannya (Kis. 1:18). Kalau kita perhatikan catatan Kitab Yohanes 12: 1-8, disana dikatakan Yudas Iskaryot tidak suka dengan cara Maria yang membasuh kaki Tuhan Yesus dengan minyak yang mahal; dan lebih baik minyak (harga minyak tersebut sebesar 300 dinar) itu dijadikan menjadi uang dan diberikan kepada orang-orang miskin.

(Keping perak ini barangkali nilainya sama dengan syikal. Nilai dari seluruh jumlahnya dalam hitungan sekarang adalah sekitar delapan belas dolar. Zakharia memprediksikan seluruh transaksi ini (lih. Za. 11:12, 13): "Mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. Tetapi berfirmanlah Tuhan kepadaku: "Serahkanlah itu kepada penuang logam! ", dan seterusnya. Tampaknya Yudas tidak bertindak hanya karena dorongan ketamakan, meskipun dia cinta uang. Barangkali dia bermaksud memaksa Kristus untuk bertindak. Barangkali dia berpikir Kristus terlalu lamban untuk menuntut kerajaan, dan mengira kalau dia terdesak dan dipojokkan, dia akan membebaskan dirinya sendiri dengan suatu mukjizat dan menyatakan dirinya sebagai raja. Teori ini diperkuat dengan terjadinya bunuh diri sewaktu Yudas mengetahui akibat-akibat perbuatannya).

Usul ini tidak diterima oleh Tuhan Yesus, karena Ia tahu rencana jahat Yudas Iskaryot. Perbuatannya menjadi penyesalan baginya. Para saksi-saksi mengatakan kalau kematian Yudas Iskaryot diakhir dengan bunuh diri. Membunuh karakter yang menjual nama Tuhan untuk kepentingan sendiri.

Dari pemaparan ini, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yakni:

1. Yudas Iskaryot terpanggil

Kedua belas murid Tuhan Yesus adalah murid yang terpanggil, dan yang mau meninggal segala sesuatunya dari dunia ini untuk menjadi saksi Kristus. Panggilan tersebut di “Ya”kan oleh kedua belas murid tersebut termasuk Yudas Iskaryot. Mereka diberikan kuasa Roh Allah untuk mengusir roh jahat. Jadi, roh apakah yang dipakai oleh Yudas Iskaryot? Bekerjakah roh tersebut dalam diri Yudas Iskaryot? Mengapa yang akhirnya Roh pengusir jahat menjadi jahat? Hal ini jangan kita banyak bertanya. Pada umumnya sangat mudah melihat kesalahan orang lain. Ketika saya berada disuatu daerah, saya dijumpai oleh seorang bapak yang mengatakan ada seorang anak yang ketahuan mencuri uang. Dan anak tersebut ia pukuli hingga sampai luka dan mengeluarkan darah. Sehingga orangtua dari anak itu marah dan benci kepada bapak tersebut. Aku berkata mengapa bapak pukuli anak itu hingga sampai berdarah? Jawabnya, biar dia tidak terbiasa mengambil uang orang untuk mencuri dan agar dia tahu itu adalah didikan. Kesalahan orang dilihat, sesalahannya ditutupi; cuman ini yang saya katakan kepada bapak itu. Jika bapak berlakukan hukum bapak sendiri, disuatu waktu nanti hal kecil yang berhubungan dengan mengambil barang orang lain, baik bentuk apapun itu saya akan memukuli bapak hingga sampai berdarah, demikian juga saya sebaliknya. Nah, akhirnya ia tahu dan sadar kebencian orang lain bisa kita ketahui tapi kebencian dari dirinya sendiri kepada orang lain tidak ia tahu. Sama halnya dengan penulis ke-4 (empat) kitab Injil, karena kebencian mereka kepada Yudas Iskaryot mereka katakan adalah murid Penghianat. Apakah mereka juga tidak penghianat? Gelar penghianat ditabalkan kepada Yudas Iskaryot. Padahal, ke-4 Injil tersebut tidak menyimak apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada seorang perempuan yang digelari pelacur ingin dilempari para imam-imam dan kaum Farisi. Tuhan Yesus cuman menuliskan, adakah diantara kalian yang tidak berdosa? Jika ada, dialah yang berhak untuk melemparinya. Dan adakah diantara murid Tuhan Yesus tidak pernah menjadi penghianat? Tapi gelar ini kepada Yudas Iskaryot hingga sampai sekarang adalah tetap penghianat. Dan gelar ini sudah banyak juga dipakai oleh banyak orang. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak pantas digelari sebagai penghianat tetapi jika ada orang yang menghujat nama Tuhan Yesus adalah pengianat.

Yudas Iskaryot dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan Yesus selama di dunia ini bukan menjadi penghianat. Bukan Yudas Iskaryot saja, tapi sudah banyak yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi penghianat. Mereka memakai banyak cara untuk mengelabui jemaat Tuhan yang sama halnya dipakai oleh Yudas Iskaryot. Hipnotis ada dimana-mana, di dalam diri yang dipanggil Tuhan Yesus juga ada. Akibatnya, sesama jemaat Tuhan Yesus mengatakan aliran kami yang benar aliaran kalian adalah sesat. Aliran kalian buat ngantuk atau momoton, aliaran kami bersemangat dan penyampaian firman Tuhan tidak buat ngantuk; dll. Mereka yang dipanggil Tuhan Yesus diam saja, jemaat Tuhan yang menjadi berperang. Makanya jangan heran jemaat sering berkata: “pasu-pasu dihamu during-durung ma di au”, artinya berkat sama anda dan persembahan (uang) sama saya/pelayan tersebut (mari kita bandingkan dengan kisah kejahatan anak-anak Eli 1 Sam. 11-26).

2. Yudas Iskaryot adalah yang dipercayakan.

Terpanggilnya Yudas Iskaryot menjadi murid, ia juga dipercaya sebagai bendahara – dalam kumpulan/organisasi kecil mereka. di dalam catatan kesaksian kitab Injil, tidak menuliskan pernah atau tidaknya dalam kumpulan mereka melaksanakan laporan pertanggungjawaban keuangan bendahara dalam setengah tahun atau dalam satu tahun, atau selama jabatan. Di dalam kumpulan mereka mungkin sudah ada saling percaya. Tuhan Yesus tahu dari jabatan Yudas Iskaryot-lah dipakainya untuk menjual-Nya.

Hingga sampai sekarang, status bendahara sering dicurigai meskipun mereka jujur apa tidak. Karena berhubungan dengan keuangan. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yudas Iskaryot. Tanggung jawab diberikan kepada Yudas Iskaryot sebagai bendahara pada awalnya adalah jujur, karena ada yang ia butuhkan untuk memiliki dari dunia ini, akhirnya ia menyelewengkan uang kas kumpulan mereka. Apapun caranya, teman sepelayanan tetap percaya dengan kejujuran Yudas Iskaryot tetapi kalau Tuhan Yesus sudah tahu apa yang ia perbuat. Kalau kita simak saksi-saksi di kitab Injil menceritakan kalau menjadi pekerja bersama Tuhan Yesus akan mendapatkan hidup yang kekal (Mat. 19:29), dan tidak perlu kuatir akan hidupnya (Mat. 6:25-34). Tapi dari antara mereka tidak ada yang percaya, dan mereka mengharapkan bekerja yang mendapatkan upah yang dapat dikumpulkan untuk memuaskan diri.

Tentang jabatan Yudas Iskaryot sebagai bendahara atas ketidak jujurannya lagi, pasti Tuhan sudah tahu. Dan ada hubungan dengan kesakasian dalam kitab Lukas 16: 1-9 tentang Perumpamaan Bendahara yang tidak jujur. Apakah perumpamaan ini ditujukan kepada Yudas Iskaryot atau kepada orang lain. Yang pastinya, mengingatkan kepada Yudas Iskaryot. Melalui perumpamaan ini juga, kita ketahui bahwa Yudas itu adalah orang yang sangat cerdik.

Jadi, Yudas Iskaryot murid Tuhan Yesus juga ada hingga sampai sekarang. Murid yang mau menjual jabatan sebagai hamba untuk memperkaya diri, menjual nama Tuhan Yesus demi untuk perut. Dan wajah Yudas Iskaryot di topengkan oleh wajah para pelayan saat ini.

Jadi, jangan kutuk Yudas Iskaryot karena anda lebih dari Yudas Iskaryot. Jangan Hina Perbuatan Yudas Iskaryot karena perbuatan anda lebih hina dihadapan-Nya. Marii kita lihat diri kita masing-masing. Jika anda Yudas Iskaryot berubah-lah, tapi jikalau tidak bisa; bunuhlah diri anda sendiri dari pada menjadi penyesat bagi umat Allah.

Kamis, 06 Januari 2011

Bergiatlah Dalam Pekerjaan Tuhan (1 Kor. 15:58 b)




- Keberhasilan dan kesuksesan dalam setiap "usaha" dikarenakan adanya "giat". Apakah kata giat searti dengan sungguh-sungguh? Juga bisa searti dengan "serius" yang berarti bagi orang lain dan lebih bagi diri sendiri. Misalnya, jika saya ingin menjadi orang yang sukses, maka saya harus bergiat untuk belajar. Ungkapan ini biasanya tidak terungkap atau dikatakan, melainkan ada kominment dalam hati untuk serius. Lahirnya komitment atas apa yang dilihat menjadi imajinasi. Dan dari imajinasi menjadi kenyataan. Keberhasilan ini datang dari kominment yang serius atau sungguh-sungguh untuk dikerjakan.

- Para penginjil dahulu pun, dimulai dari para rasul-rasul atau murid-murid Tuhan Yesus, telah memulai tugas yang diembangkan kepada
mereka pasti memiliki komitment. kommitmen mereka tidak ada paksaan, melainkan lahir dari dalam diri mereka untuk menjadi penginjil/pekabar Injil. Jika komitmen telah mendarah daging maka tubuh pun tidak dihiraukan lagi, melainkan pengorbanan tubuh untuk pencapaian cita-cita.

- Tuhan Yesus melakukan tugas-Nya di dunia dan dilihat oleh manusia. Manusia tertarik dalam pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Ketertarikan mereka menjadi ikut. Tuhan Yesus melontarkan dan mengajarkan akan Perubahan pola pikir yang benar dan mengabarkan akan kebenaran kerajaan Allah. Meskpiun saya katakan benar yang Yesus katakan dan ajarkan tetapi belum tentu benar bagi anda dan orang lain. Saya percaya dengan kata-kataNya, karena saya mau terbangun dari ketertutupan mata saya; dan saya juga percaya akan selamat jika melakukan perintahNya. Masalah dunia akhirat tidak perlu saya pikirkan, karena yang menentukan hanyalah Dia pokoknya saya melakukan perintahNya sebatas saya mampu melakukannnya.

- Pengikut dan Pengabar firman Tuhan Allah kepada bangsa yang
belum mengenal Injil ke seluruh dunia, bekerja dan terus bekerja sampai sekarang untuk mengabarkan warta keselamatan. Dan telah nyata lewat pekabaran tersebut, bangsa yang melakukannya menjadi maju dan bangsa yang mengabaikannya adalah bangsa yang miskin dan tidak berkembang. Hal ini memang benar, dan mari kita perhatikan dan ba
ndingkan mereka yang mengikuti Kristus dan yang tidak (pengikut kristus jangan hanya dilihat dari sudut keagamaan, melainkan pengikut kristus adalah melakukan ajaranNya).

- Keberhasilan menjadi Kesuksesan karena adanya Giat. Jika tidak ada giat, pastinya Injil tidak sampai kepada saya dan anda yang percaya kepada Kristus. Kita akan menjadi orang yang tidak terhormat dan masih berpikir kuno, karena pola pikir yang diajarkan Kristus adalah sifat membangun dalam keberhasilan bersama sesama manusia. Ajaran Kristus tidak mengajarkan ad
anya kepentingan diri sendiri dan merusak orang lain. - Melihat perkembangan dan kemajuan Pemberitaan Injil hingga saat ini, benar-benar masih bergiat, khususnya pada para pelayan yang ada di tubuh Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA). Dari tahun 2006
- 2011 GKPA memakai Tema
"Bergiatlah dalam Pekerjaan Tuhan" (1 Korintus 15:58b) dan dengan Sub. Tema: "Peningkatan peran serta warga Jemaat dalam menggumuli tantangan zaman di era Globalisasi sebagai Perwujudan Program dan Kemandirian".

- Mengapa GKPA memakai tema ini? Apakah para pelayanan GKPA belum memandukasikan akan arti pentingnya bekerja di ladangnya Tuhan? Atau para pelayan di ajak untuk menggumuli akan tantangan zaman? Aku berpikir, tidak perlu untuk digumuli, melainkan dipikirkan - didiskusikan - dan dikerjakan bersama sedaya mampu mungkin untuk dilakukan. Jika tidak berhasil hari ini, dilakukan dihari besok. Jika tidak berhasil besok tetap dilakukan dihari lusa sampai menemukan apa yang dicita-citakan. Inilah letak arti pentingnya kata
bergiat. Komitmen bukan sebatas berbicara, diskusi berkepanjangan, rapat tiap hari, kalau tidak dikerjakan. Mengerjakan bukan satu atau dua orang, tetapi bersama. Komitmen yang ditemakan GKPA bukan untuk satu orang, melainkan komitmen bersama. Jika kita berbicara bersama berarti dilakukan bersama bukan sepihak dan bukan merugikan bagi yang lain.

- Tema ini juga adalah tema Jemaat. Jemaat juga diajak untuk bergiat bekerja dalam pengembangan pelayanan dan penatalayanan. Jangan hanya diajak jemaat itu untuk bergiat mengumpulkan persambahan bulanan, ucapan syukur, dll; melainkan mereka diajak untuk bergiat memikirkan kemajuan pelayanan GKPA. Apalagi di kata terakhir dalam sub Tema GKPA bunyinya
"...perwujudan program dan kemandirian". Artinya, GKPA harus mampu mewujudkan program (cita-cita) GKPA yang penuh; dan GKPA harus mampu menjadi mandiri tidak tergantung kepada orang lain (atau tidak minta-minta lagi kepada donatur ke luar negeri).

- Apakah GKPA sudah sampai pada program GKPA dan Apakah GKPA sudah mandiri? Inilah tugas dan tanggungjawab kita sebagai palayan dan jemaat. Para pelayanan dan Jemaat haruslah bekerjasama menghadapi Tantangan zaman yang tidak berarti.

- Jadi, marilah kita sama-sama bergiat dalam pekerjaan Tuhan, seperti yang didemontrasikan Paulus kepada para pelayan sezamannya hingga kepada kita. Tidak melihat kawan atau teman sudah begerak atau belum; yang penting kita bekerja untuk Tuhan bukan untuk manusia/dunia.



Vic. Antoni Parulian Siahaan STh

Jumat, 16 Oktober 2009

Salah Orang

Kita sebut saja nama si Poltak, memiliki pengalaman yang sangat mengejutkan hatinya walaupun ada rasa takut ketika berhadapan dengan polisi.
Telah tersiar di media surat kabar dan televisi, pencarian para teroris di Indonesia, khususnya bernama Nurdin M. Top oleh pihak Kepolisian diseluruh Indonesia. Di tempat-tempat umum, foto-foto mereka dipampangkan supaya setiap orang yang melihat wajah mereka yang sesuai di foto tersebut agar dilaporkan kepihak Kepolisian setempat. Ternyata si Poltak agak sedikit mirip (beti) dengan Nurdin.
Dipagi hari, Poltak berkeliling-keliling kota sendirian dengan berkendaran motor (pinjaman) di salah satu kota yang ada di Indonesia. Ia berpakaian lengkap, pakai jaket warna hitam, celana lea, dan memakai helm bertutupkan kaca warna hitam reben. Agar tidak ada yang mengenalnya, selama diperjalanan Poltak tidak berani membuka kaca helm. Sejenak Dari fisik motor, tidak ada yang mencurigakan karena sesuai dengan peraturan berkendaraan. Poltak penuh dengan percaya diri, meskipun ia tidak memiliki SIM tetapi membawa STNK.
Di kota tersebut, ia baru 2 hari dan belum mengenal seluk-beluk kota apalagi jalur-jalur lalu lintas. Dengan santainya diperjalanan, Poltak sampai di rambu lampu lalulintas. Tiba-tiba ia berhenti ketika lampu rambu berwarna Merah. Poltak melihat diseberang jalan, ada seorang Polisi Lalu Lintas yang sedang memperhatikannya. Diapun terdiam dan sambil tenang, pikirnya: "Walaupun aku tertangkap palingan aku berikan aja uang, selesai".
Lampu rambu berganti berwarna hijau; Poltak dengan santai dan penuh percaya diri melewati polisi tersebut. Tiba-tiba melintas di depan Polisi, Polisi itupun membunyikan fluitnya; "friiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" katanya Berhenti".
Poltak pun meminggirkan motornya. Sebelum Polisi itu menghampirinya, Poltak penuh rasa takut - karena kata orang ia mirip dengan Nurdin - dan berpura-pura mengambil STNK dan menyelipkan uang, agar cepat selesai. Lalu Polisi berkata "Selamat Pagi, pak! Coba Tunukkan KTP, SIM dan STNK. Setelah Polisi itu, berkata demikian; Poltak menjawab sambil membuka Helm dan menjawab "Selama pagi juga, pak" - Sambil memberikan KTP dan STNK.
Maaf, pak! Rupanya kami salah orang. Bapak boleh melanjutkan perjalanannya". Poltak pun terkejut, mujizat apa yang terjadi di dalam dirinya.
Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya. Selang 10 meter dari tempat ia berhenti, Poltak membaca palang Razia bertuliskan "Razia Orang Jelek". Sambil tersenyum, Poltak mengatakan di dalam dirinya, katanya "eh, ternyata aku bukan saja dibilang mirp dengan Nurdin tapi aku juga dikatakan orang sebagai ganteng, juga".


By. Antoni P. Siahaan

Pesta Olop-olop GKPA ke 34 Tahun

Pesta, jika kita pikirkan sejenak di dalam benak kita adalah adanya suatu perayaan dilaksanakan; baik itu perayaan kecil-kecilan ataupun besar (tergantung yang merayakannya). Setiap sipelaksana pesta, pastinya akan mengundang siapa saja yang ingin menghadiri pesta, baik orang dekat/tetangga ataupun keluarga. Pesta tidak selamanya harus meriah melainkan di dalam pesta harus memiliki hikmat dan bermakna bagi pengunjung.
Sama halnya, diundang kepada seluruh jemaat GKPA untuk merayakan pesta Olop-olop GKPA ke 34 penuh dengan meriah. Dan agar jemaat juga lebih melihat apa yang penting untuk memajukan GKPA ke depan agar lebih memiliki hikmat. Ketika GKPA berumur 34 tahun, berarti GKPA akan lebih menunjukkan kedewasaan dalam hal memikirkan yang penting bagi pelayanan di GKPA. Sifat manusia yang menjadi dewasa adalah telah matang menghadapi realita dan tantangan. Jemaat yang ada di Bonapasogit dan di perantauan, saling bahu membahu untuk memajukan GKPA.
Kalau dibanding kepada perjalanan hidup Kepala Gereja ialah Yesus Kristus, Ia berumur antara 33 atau 34 tahun hidup di dunia ini; dan diperkirakan Ia melayani 3 tahun. Selama 3 tahun, Kristus Yesus menjadi terpengaruh bagi dunia; dan mampu mengalahkan keinginan dunia. Malah, Ia akan menjaga, memelihara dan memberi janji akan jalan keselamatan bagi manusia yang percaya kepadaNya untuk dibawanya kepada Allah Sang Pencipta.
GKPA juga demikian, baik para pelayan dan jemaat juga harus mampu mengikuti jejak Kristus Yesus yang telah lebih dahulu melakukannya kepada kita. Umur GKPA telah genap 34, tahun dan genaplah juga seluruh Jemaat GKPA menjadi berpengaruh kepada yang lainnya yang belum mengenal Kristus. Memperkenalkan kepada mereka akan perbuatan Kristus di dalam Kasih.
Seperti tema GKPA adalah "Bergiatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan" (1 Kor. 15:58b). Jadi jemaat agar bergiat dan lebih bergiat dalam pekerjaan Tuhan.
Selamat Perayaan Pesta Olop-olop GKPA ke 34. Tuhan senantiasa Melindungi Umat-Nya.

Kamis, 15 Oktober 2009

Tips menjadi pasangan yang baik

1. Jangan Remehkan Diri Sendiri. Jangan pernah mengatakan Anda bukan yang terbaik bagi pasangan. Sekarang bagaimana dapat dihargai jika Anda sendiri tidak berusaha untuk menaikan harga diri Anda sendiri. Satu hal, jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas kesalahan di masa lalu karena hal tersebut dapat menghambat Anda untuk mencoba sesuatu yang baru dan menghambat keberhasilan Anda di masa yang akan datang.

2. Landasi Hubungan Dengan Kejujuran. Tidak ada satu pun hubungan yang sukses jika dibangun dengan kebohongan. Sekali pun pasangan tidak pernah mencari tahu kebenaran ucapan atau tindakan Anda, namun kebohongan bisa mempengaruhi hubungan Anda berdua.

3. Lakukan Hal Yang Membahagiakan. Coba ingat, berapa kali Anda melakukan hal yang tidak Anda sukai hanya untuk menyenangkan atau membahagiakan pasangan. Padaha, jika Anda menyadari, setiap kali Anda melakukan cara itu, sebagian cinta Anda untuk pasangan telah mati.

4. Jangan pernah “Mengecilkan” Pasangan. Setiap orang pernah berbuat salah dalam hidupnya dan setiap orang bekerja pada ritme yang berbeda. Jika Anda selalu menghabiskan waktu untuk bertengkar atau mengomeli pasangan Anda hanya karena masalah sepele yang menurut Anda keliru, bagaimana Anda dapat mengharapkan pasangan melakukan sesuatu yang benar?

5. Jangan Batalkan Yang Telah Anda Janjikan. Kepercayaan sangat penting bagi hubungan. Jika Anda telah menjanjikan sesuatu kemudian Anda batalkan secara seihak, pasangan pun akan sulit mempercayai Anda kembali.

6. Cipakan Keromantisan. Salah satu indikator kegagalan hubungan adalah kurangnya romantisme. Memang tak semua manusia diciptakan memiliki sifat romantis yang tinggi. Namun untuk mempertahankan hubungan, romantisme sebenarnya bisa dipelajari. Tak harus dengan bunga untuk menunjukkan keromantisan Anda. Skedar kecupan yang spontan juga dapat dimasukkan ke dalam kategori romantis.

7. Selalu Ada Bagi Pasangan. Tidak ada yang lebih penting dalam hidup Anda selain bisa menjalani hidup bersama pasangan. Teman bisa datang dan pergi, tetapi pasangan akan selalu bersama Anda untuk seluruh perjalanan hidup. Jika pasangan sedang memiliki masalah atau memerlukan Anda, tidak ada cara lain. Anda harus berada di sampingnya.

8. Komunikasi. Ini merupakan salah satu kunci utama untuk mendapatkan hubungan yang langgeng. Tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan jika didasari dengan komunikasi. Bicarakan segala hal yang menyangkut hubungan Anda berdua, mulai masalah uang hingga urusan ranjang. Niscaya, takkan ada ganjalan di dalam perjalanan Anda.

9. Perlakukan Pasangan Dengan Sopan. Panggilah namanya dengan sopan. Jangan berteriak, apalagi jika di hadapan banyak orang. Jangan pula memperlakukan pasangan dengan tidak baik, melebihi cara Anda memperlakukan teman baik Anda. Junjung tinggi keberadaannya di mana saja Anda berada.

10. Hormati dan Jaga Rahasianya. Khusus bagi Anda kaum wanita, adalah kodrat Anda sebagai wanita untuk mendampingi pasangan. Jadi hormati dia sebagai pasangan hidup Anda dan jangan bongkar kejelekannya di hadapan keluarga apalagi teman-teman Anda. Kuncinya, seburuk apapun pasangan di mata Anda, tapi ia harus tetap menjadi yang terbaik di hadapan orang lain.

(dari Tipsanda.com)

Bertumbuh dan Lebih Maju (Matius 25: 14-30)



Hidup di zaman sekarang, penuh dengan persaingan. Jikalau kurang informasi dan pengetahuan, maka bisa saja menjadi posisi dibelakang. Persaingan itu sangat perlu sekali agar ada kemajuan yang di dalam diri. Setiap manusia mencoba untuk berkarir dan menunjukkan keahlian yang dimiliki. Apalagi menunjukkan kepada dunia akan kemampuan yang dimiliki. Lihat saja, akan persaingan untuk mendapatkan hadiah nobel, atau menjadi seorang penemu sesuatu yang belum ada ditemukan oleh orang lain.
Ilmu itu harus dimiliki setiap manusia, karena ilmu itu berasal dari Allah dan diberikan kepada manusia untuk dipergunakan. Manusia berlomba-lomba untuk mempergunakan Ilmu itu, untuk menemukan sesuatu hal yang berguna untuk manusia. Karena manusia yang percaya bahwa Allah Ada dan sumber sesuatunya adalah dari Allah, maka manusia yang berakal sehat selalu belajar dari ciptaan Allah.
Kalau diperhatian perikop Injil Matius 25: 14-30 ini, jelas bagi kita bahwa digambarkan seorang tuan itu adalah Allah dan hamba-hamba adalah manusia. Tuan memberikan talenta kepada ke 3 (tiga) hamba; yang berbeda-beda jumlahnya. Talenta yang dimaksudkan adalah Ilmu Pengetahuan. Hamba pertama mendapatkan lima talenta; hamba kedua mendapatkan dua talenta dan hamba ketiga mendapatkan satu talenta. Dari ketiga hamba tersebut, ada dua hamba yang menggunakan talenta yang diberikan tuannya dengan baik dan mereka mendapatkan lebih; yaitu hamba pertama dan kedua; sedangkan hamba yang ketiga tidak mempergunakan talenta dan menanamnya.
Tidak dapat dipungkiri, kalau pola pikir manusia berbeda-beda kadarnya, tidak semua sama. Walaupun berbeda diberian oleh Allah, saling membutuhkan didalam kepelbagaian tersebut. Jumlah lima, dua dan satu adalah kadar ilmu. Jika dipergunakan dengan baik, maka talenta tersebut akan bertambah. Dan berbeda, kalau talenta yang diberikan tidak dipergunakan dengan baik maka hidupnya akan miskin dan tidak berguna dihadapan Allah. Orang-orang seperti ini tidak perlu diperhatikan ataupun ditolong. Orang-orang seperti ini sudah banyak ditemukan di negara kita ini.
Untuk itu, Ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, semakin kita pergunakan dengan baik agar semakin bertumbuh dan lebih Maju. Gunakanlah dengan baik supaya Tuhan mengatakan kepada kita sebagai hamba yang baik. Jikalau ilmu tidak dipergunakan dengan, maka Allah akan mencampakkan kita kedunia yang gelap. Dan disanalah akan terdapat ratap dan gertak gigi.

Amin.
By. Vic. Antoni Parulian Siahaan, STh