Jumat, 16 Oktober 2009

Salah Orang

Kita sebut saja nama si Poltak, memiliki pengalaman yang sangat mengejutkan hatinya walaupun ada rasa takut ketika berhadapan dengan polisi.
Telah tersiar di media surat kabar dan televisi, pencarian para teroris di Indonesia, khususnya bernama Nurdin M. Top oleh pihak Kepolisian diseluruh Indonesia. Di tempat-tempat umum, foto-foto mereka dipampangkan supaya setiap orang yang melihat wajah mereka yang sesuai di foto tersebut agar dilaporkan kepihak Kepolisian setempat. Ternyata si Poltak agak sedikit mirip (beti) dengan Nurdin.
Dipagi hari, Poltak berkeliling-keliling kota sendirian dengan berkendaran motor (pinjaman) di salah satu kota yang ada di Indonesia. Ia berpakaian lengkap, pakai jaket warna hitam, celana lea, dan memakai helm bertutupkan kaca warna hitam reben. Agar tidak ada yang mengenalnya, selama diperjalanan Poltak tidak berani membuka kaca helm. Sejenak Dari fisik motor, tidak ada yang mencurigakan karena sesuai dengan peraturan berkendaraan. Poltak penuh dengan percaya diri, meskipun ia tidak memiliki SIM tetapi membawa STNK.
Di kota tersebut, ia baru 2 hari dan belum mengenal seluk-beluk kota apalagi jalur-jalur lalu lintas. Dengan santainya diperjalanan, Poltak sampai di rambu lampu lalulintas. Tiba-tiba ia berhenti ketika lampu rambu berwarna Merah. Poltak melihat diseberang jalan, ada seorang Polisi Lalu Lintas yang sedang memperhatikannya. Diapun terdiam dan sambil tenang, pikirnya: "Walaupun aku tertangkap palingan aku berikan aja uang, selesai".
Lampu rambu berganti berwarna hijau; Poltak dengan santai dan penuh percaya diri melewati polisi tersebut. Tiba-tiba melintas di depan Polisi, Polisi itupun membunyikan fluitnya; "friiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" katanya Berhenti".
Poltak pun meminggirkan motornya. Sebelum Polisi itu menghampirinya, Poltak penuh rasa takut - karena kata orang ia mirip dengan Nurdin - dan berpura-pura mengambil STNK dan menyelipkan uang, agar cepat selesai. Lalu Polisi berkata "Selamat Pagi, pak! Coba Tunukkan KTP, SIM dan STNK. Setelah Polisi itu, berkata demikian; Poltak menjawab sambil membuka Helm dan menjawab "Selama pagi juga, pak" - Sambil memberikan KTP dan STNK.
Maaf, pak! Rupanya kami salah orang. Bapak boleh melanjutkan perjalanannya". Poltak pun terkejut, mujizat apa yang terjadi di dalam dirinya.
Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya. Selang 10 meter dari tempat ia berhenti, Poltak membaca palang Razia bertuliskan "Razia Orang Jelek". Sambil tersenyum, Poltak mengatakan di dalam dirinya, katanya "eh, ternyata aku bukan saja dibilang mirp dengan Nurdin tapi aku juga dikatakan orang sebagai ganteng, juga".


By. Antoni P. Siahaan

Pesta Olop-olop GKPA ke 34 Tahun

Pesta, jika kita pikirkan sejenak di dalam benak kita adalah adanya suatu perayaan dilaksanakan; baik itu perayaan kecil-kecilan ataupun besar (tergantung yang merayakannya). Setiap sipelaksana pesta, pastinya akan mengundang siapa saja yang ingin menghadiri pesta, baik orang dekat/tetangga ataupun keluarga. Pesta tidak selamanya harus meriah melainkan di dalam pesta harus memiliki hikmat dan bermakna bagi pengunjung.
Sama halnya, diundang kepada seluruh jemaat GKPA untuk merayakan pesta Olop-olop GKPA ke 34 penuh dengan meriah. Dan agar jemaat juga lebih melihat apa yang penting untuk memajukan GKPA ke depan agar lebih memiliki hikmat. Ketika GKPA berumur 34 tahun, berarti GKPA akan lebih menunjukkan kedewasaan dalam hal memikirkan yang penting bagi pelayanan di GKPA. Sifat manusia yang menjadi dewasa adalah telah matang menghadapi realita dan tantangan. Jemaat yang ada di Bonapasogit dan di perantauan, saling bahu membahu untuk memajukan GKPA.
Kalau dibanding kepada perjalanan hidup Kepala Gereja ialah Yesus Kristus, Ia berumur antara 33 atau 34 tahun hidup di dunia ini; dan diperkirakan Ia melayani 3 tahun. Selama 3 tahun, Kristus Yesus menjadi terpengaruh bagi dunia; dan mampu mengalahkan keinginan dunia. Malah, Ia akan menjaga, memelihara dan memberi janji akan jalan keselamatan bagi manusia yang percaya kepadaNya untuk dibawanya kepada Allah Sang Pencipta.
GKPA juga demikian, baik para pelayan dan jemaat juga harus mampu mengikuti jejak Kristus Yesus yang telah lebih dahulu melakukannya kepada kita. Umur GKPA telah genap 34, tahun dan genaplah juga seluruh Jemaat GKPA menjadi berpengaruh kepada yang lainnya yang belum mengenal Kristus. Memperkenalkan kepada mereka akan perbuatan Kristus di dalam Kasih.
Seperti tema GKPA adalah "Bergiatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan" (1 Kor. 15:58b). Jadi jemaat agar bergiat dan lebih bergiat dalam pekerjaan Tuhan.
Selamat Perayaan Pesta Olop-olop GKPA ke 34. Tuhan senantiasa Melindungi Umat-Nya.